Sabtu, 31 Desember 2011

Moody (2)

Saya menyadari, saya tipe orang yang mudah berubah mood. Agak males sih dengan sifat saya yang gini. Karena pada dasarnya, saya memahami, pada saat seseorang moody (murung) yang paling mungkin adalah karena sedang turun rasa syukurnya (detil artikelnya di sini). Padahal, kalau saja dia mau selalu positif thinking pada satu hal atau lebih, nyaris tidak akan ada waktu untuk murung. IMHO. Nah, berhubung demikian, saya jadi sering males kalau mood saya sedang turun. Tips pribadi sih, jika rasa itu menyerang, saya harus cepat-cepat mengingat-ingat semua hal atau paling tidak satu saja hal yang sederhana tapi itu sangat layak disyukuri. Dengan begitu, saya bisa dengan mudah mengurangi rasa moody yang datang. Saya rasa teman-teman bisa memakai tips simpel ini, tapi kalau ngga berhasil juga jangan tuntut saya yah, hehe..

Ngomong-ngomong soal mood, akhir-akhir ini saya iseng membuat emoticon mood. Berawal dari satu emote, akhirnya makin ingin buat mood-mood yang lain atau ekspresi lain dengan tetap memakai satu tokoh, yang saya namai : si Senyum. Padahal emotnya ngga selalu senyum haha.. :p

Anyway ini kumpulan emotenya,


Terus terang dengan amat sangat jujur dan bangga, kenapa bangga? karena untuk emoticon ini saya terinspirasi oleh @masova, dengan ikon games ciptaannya Parampaa, nan terkenal itu.. Games ridle (teka-teki) yang menuntut kecerdikan.. :) (makasih yaa..)

Bukan ngga mungkin ini jadi emote andalan saya.. Just for fun! Sementara, salah satu emote si Senyum sudah dipakai oleh salah satu akun twitter @KitaTersenyum. Jangan lupa follow yaa.. :D


Salam ceria dunia maya,
@dianmartiandani



Kamis, 22 Desember 2011

Pretty Little Liars

Saya percaya, banyak dari manusia di bumi ini mempunyai dark side alias sisi rahasia yang ingin "dirapikan"-nya. Saya terpikir ini lagi setelah melihat serial tv Pretty Little Liars yang lagi hangat di Amerika Serikat. Diangkat dari buku serial dengan judul yang sama, karangan Sara Shepard. Ada yang pernah dengar? Atau malah ngikutin serialnya? Yang saya tahu, harus langganan tv kabel dulu supaya bisa nonton serial ini, tepatnya di channel ABC Family, di bawah Disney Group. Sebenarnya bukan mau mereview serial tv ini sih, tp izinkan saya menceritakan empat tokoh ceritanya ya.. Awal tahu ada serial tv ini bukan karena lihat tayangan iklannya di TV, bukan, wong di rumah aja ngga punya tv hehe.. tapi dari iseng-iseng menjelajah situs Youtube, lalu terdampar di salah satu video singkat tentang serial tv ini. Akhirnya malah penasaran..

Secara garis besar cerita Pretty Little Liars tidak jauh dari judulnya, persahabatan 4 remaja cantik di satu sekolahan di kota Rosewood, yang mempunyai rahasia masing-masing, yang ingin ditutupi dengan berbagai kebohongan. Sebenarnya persahabatan mereka awalnya terdiri dari 5 orang, tapi di saat rahasia mampu mereka simpan rapi, tiba-tiba satu dari mereka berlima menghilang secara misteri, dan sejak saat itu, mulai muncul teror oleh satu sosok yang tak diketahui, yang menginisialkan diri "A" mengancam akan membongkar rahasia mereka, bahkan mereka berempat mulai mendapat tuduhan bahwa mereka lah yang membunuh satu sahabat mereka itu. Mereka berempat adalah : Aria Montgomery (diperankan Lucy Hale), Spencer Hastings (diperankan Troian Bellisario), Hanna Marin (diperankan Ashley Benson), dan Emily Fields (diperankan Shay Mitchell), terakhir sahabat yang menghilang secara misterius itu bernama Alison DiLaurentis (diperankan Sasha Pieterse). Benar, serial tv yang diangkat dari buku cerita berseri ini memang mengangkat jalan cerita misteri yang menuntut rasa penasaran, bahkan di beberapa adegan menunjukkan beberapa petunjuk siapa pelakunya, agak-agak berbau detektif. Menarik.


Pemeran Aria, Hanna, Spencer, dan Emily

Rahasia-rahasia mereka masing-masing antara lain, sebuah hubungan percintaan seorang murid dengan guru muda mereka dan mempunyai adik yang suka mencuri (klepto), rahasia ini dimiliki Aria. Sebuah hubungan percintaan rahasia seorang adik yang menyukai kekasih kakaknya, rahasia ini dimiliki Spencer. Bersusah payah memelihara penampilan dan penyakit bulimia yang dirahasiakannya, rahasia ini dimiliki Hanna. Terakhir, rasa cinta pada seorang Alison yang dirahasiakannya dari teman-teman dan orangtua sendiri, rahasia ini dimiliki oleh Emily. Yes, Emily menyukai Alison bukan sekedar seorang teman.

Lalu kita, saya, dan setiap orang kebanyakan, saya percaya juga menyimpan rahasia yang memang ingin disimpan rapi. Setidaknya satu, dan yang membedakan adalah kadar bahaya dan kerugian yang ditimbulkannya. Saya secara pribadi menghargai tiap sisi rahasia yang dimiliki orang lain yang memang ingin disembunyikannya. Secara sadar memaklumi, karena setiap rahasia bagi saya adalah keniscayaan, selagi tidak mengakibatkan satu bahaya atau kerugian bagi orang-orang disekitarnya kelak, misalnya : penyakit yang kita malu mengakuinya atau keadaan keluarga yang kita tutup-tutupi tapi disisi lain harus menikah, tentu saja jika terus dirahasiakan ini akan merugikan pasangannya kelak.

Well, karena rahasia adalah keniscayaan, selamat menyimpan rahasia itu teman..   Jagalah selagi itu tidak merugikan siapapun, dan cukup menjadi rahasia berdua dengan Sang Pencipta. Ada yang mempunyai pendapat lain?



Selasa, 20 Desember 2011

Menjadi diriku ataupun dirimu..

Beberapa kali mengalami situasi, menghadapi beberapa teman yang benar-benar membuat saya banyak belajar untuk mengendalikan lisan dan ego. Sungguh. Siapapun tahu masing-masing orang mempunyai karakter yang beda-beda. Where-ever we live on this planet, pasti akan menghadapi perbedaan karakter. Tulisan saya sebelumnya yang menyinggung soal jadi diri sendiri apa adanya ada di sini. Ngga salah kok kita membanggakan diri kita apa adanya. Tapi tentu bukan sembarang apa adanya yang tanpa memandang situasi, kondisi, dan tanpa pengendalian diri. (alm KH Zainuddin MZ mode) *serius* Seperti halnya kita melakukan satu hal atau menunjukkan satu sikap, sudah pasti punya alasannya masing-masing. Tulisan tentang ini ada di sini.

"Di antara jutaan ciptaanNya yang bernama manusia,
aku hanya ingin menjadi  diri sendiri.
Yang terus belajar mendengar dengan hati.."


Siapapun, teman-teman, termasuk saya, pasti menginginkan pertemanan yang jujur, tulus, dan penerimaan apa adanya. Tapi sepertinya saya berkali-kali ditegur oleh situasi yang membuat saya termenung, bahwa untuk mendapatkan atau memberikan pertemanan yang seperti itu perlu semacam kesungguhan. Saya tidak ingin muluk-muluk. Alasan dalam tiap sikap yang tampak itulah yang akan menjadi sopir menuju tujuan dalam bersikap. Kita bisa menyebutnya dengan "niat". Lagi-lagi kita tahu, kepastian dari hal itu hanya pelaku dan Sang Pemilik nyawa yang mengetahui. Tapi, untuk menampakkan kejujuran, ketulusan, dan penerimaan apa adanya ini hanya akan dimiliki oleh kesungguhan. Mengapa harus malu? Mengapa harus takut? Mengapa harus pura-pura? Mengapa harus marah? Di saat apa yang kita lakukan telah sedemikian kita pertimbangkan sebab akibatnya, dan dengan upaya kejujuran, ketulusan, dan penerimaan apa adanya tadi.

Ketika menghadapi situasi dan kondisi yang memancing ketidaknyamanan pada hati, saya hanya berusaha memilih untuk berkata baik atau DIAM (tulisan tentang ini ada di sini) dan perlu mengasah emosi lagi untuk menempatkan situasi marah pada tempatnya. Karna si pemarah bukanlah orang yang sekedar bisa marah-marah seenaknya, meski makna yang umum demikian. Pahamilah bahwa marah juga perlu. Lucunya saya pernah menemui orang yang dengan susah payah menampilkan sosok anggun, bukan tipe pemarah, tapi ketika saya singgung soal sikap tidak berpendirian (plin plan) tiba-tiba marah, akhirnya saya cukup memahami teman tersebut. Mungkin dia belum seutuhnya menjadi diri apa adanya, mungkin dia masih perlu waktu lagi untuk menemukan jati dirinya sendiri, dan hal ini pantas untuk saya dan teman-teman jadikan sebuah ilustrasi jendela, bukan lagi cermin yang hanya melulu melihat diri, tapi juga membuka jendela itu untuk melihat apa yang ada di baliknya, beragam manusia.


Masih perlu belajar lagi, selalu..

Sabtu, 17 Desember 2011

Benerin genteng? Why not.

Adik laki-laki ibu datang dari Yogja. Beliau hendak menghadiri satu acara di Jakarta. Karena beliau adik laki-laki ibu, otomatis beliau adalah om saya. Di Jakarta beliau sedang ada semacam penyegaran atau pengarahan yang berhubungan dengan radiologi dari BAPETEN, Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Wuih, canggih bener ya kesannya. Beliau seorang dokter di Yogja, spesialisasi radiologi, dan saya memanggilnya, Om Anto. Seorang yang sangat-sangat berjasa untuk keluarga, karena beliau pula yang membantu biaya kuliah adik saya di kampus gajah duduk di Bandung. (semoga ngga ada mahasiswa ITB yang baca hehe..)

Jelas ini bukan atap rumah saya.. hehe..


Lalu, kehadiran Om Anto ini apa hubungannya sama genteng? hehehe.. Setelah menjemput beliau di stasiun Gambir pukul 8-9 pagi, saya mengantarnya sekaligus memandu beliau menuju lokasi acara, di hotel Peninsula Slipi. Terbilang daerah yang tidak asing buat saya. AlhamduliLlah, tidak ada istilah tersesat, kecuali macet seperti biasa. Setelah sampai di lokasi, saya mengarahkan jalur pulang pada beliau, menyarankan taxi yang bisa dipercaya, menyarankan tips naik taxi (kaya yang sering naik taxi aja!), dan daerah-daerah yang bakal dilewati menuju rumah di kebon jeruk, kemudian saya pamit dan kembali ke aktivitas pribadi. *cium tangan*

Hubungannya dengan genteng tersebut adalah..... ketika Om Anto telah sampai di rumah setelah acara hari pertama beliau selesai, beliau tidak lama duduk di ruang depan, ngobrol dengan ibu soal bocor padahal genteng  belum lama diperbaiki oleh tukang panggilan, dan beliau sama sekali belum ganti baju, langsung naik genteng! Saya cuma bengong, lihat om Anto yang langsung manjat-manjat dan dengan entengnya berkata, "Lha itu genteng'e geser ngono.." Sambil menunjuk rentetan genteng yang bermasalah. Sret sret.. beliau sudah mencungkil-cungkil dan seterusnya. "Tuku semen, yan." Perintah beliau untuk membeli semen, saat itu juga! Akhirnya, sore itu, tepatnya senja itu, saya berduet dengan Om Anto untuk membereskan genteng yang geser dan menghasilkan lubang cukup lebar, cukup membuat air langit langsung terjun ke dalam. Fyuh~

Pelajaran berharganya, ternyata kebocoran yang dihasilkan genteng geser tersebut bukanlah masalah yang rumit dan sulit seperti dalam bayangan saya, terutama bagi saya sebagai seorang makhluk bernama perempuan. Sungguh, saya mendapatkan pelajaran bagaimana cara benerin genteng. Serius, saya bersyukur! (yang jadi suami saya kelak dapat bonus ini nanti, haha..)

Pelajaran berharga selanjutnya, JANGAN MENUNDA satu hal, setidaknya mencoba sebelum memutuskan saya tidak bisa. Malu juga sama Om yang masih lelah dari Yogja sejak pagi, lalu mengikuti acara sampai sore, kemudian masih melanjutkan pula membereskan genteng biang bocor itu. Semoga Allah membalas kebaikan beliau dan memberkahi beliau, aaamiin..

Lha terus dua adik cowok saya kemana? Satu kerja di Bandung, satu lagi kerja di pelosok hutan Kalimantan.. Oleh karena itu, sayalah yang digembleng untuk jadi perkasa di sore itu.. T.T

Salam hangat dunia, selamat berakhir pekan.. :)
@dianmartiandani

Jumat, 16 Desember 2011

Hari Jumat-ku..

Hari jumat adalah hari raya nya umat Islam di satu pekan. Bukan hari-hari lainnya lantas tak baik, tapi memang Yang Esa mengistimewakan hari jum'at dengan segudang berkah, eh kekecilan ya kalo hanya gudang, hmm.. oke, jutaan berkah, yang salah satunya seperti yang dikabarkan utusanNya, rasul Muhammad shalallahu alaihi wasallam, "Pada hari Jumat ada waktu yang mana seorang hamba muslim yang tepat beribadah dan berdoa pada waktu tersebut meminta sesuatu melainkan niscaya Allah akan memberikan permintaannya" (HR Bukhari - Muslim


Selalu merindu hari Jum'at..

Satu perjalanan yang menyenangkan bagi saya, yang saya lakukan di hari jumat, salah satunya adalah menghadiri tahsin Qur'an. Aktifitas rutin saya yang saya lakukan beberapa bulan lalu. Berangkat jam 11 pagi, dengan berganti tiga kali angkutan umum, adalah satu hal yang menyenangkan bagi saya. Menunggu beberapa menit angkutan metromini yang lewat itu satu hal yang biasa saja, tapi begitu armadanya lewat, ada rasa senang yang tak tergambarkan, lupa telah lelah berdiri, saya menyebutnya bentuk syukur kepada si sopir, sama-sama pencari rizki. Begitu sampai satu titik, harus berganti lagi untuk melanjutkan perjalanan menuju satu titik yang lain untuk berganti satu angkutan umum terakhir sampai tujuan, angkot berwarna biru bernomor 102 tujuan Parung Bingung - Depok.


Sampai di tempat tujuan adalah hal yang sangat membahagiakan, bertemu dengan ustadzah yang luar biasa, seorang hafidzah, istri sholehah, dan seorang umm (ibu) dari 3 laki-laki hafidz, dan 1 laki-laki kecil yang lucuu.. :) Biasanya, sampai di tujuan sekitar jam setengah satu lewat (banyak) hehe.. 2 jam lebih adalah perjalanan yang menyenangkan untuk hal ini.. menikmati pengamen yang suaranya bagus sampai yang sangat ala kadarnya, menjadi kesempatan mengasah keikhlasan.. Dengan keadaan perjalanan yang jauh, alhasil jika saya belum makan siang sebelum berangkat karena merasa belum lapar, membuat saya kelaparan sampai sana hehe.. bukan mengharap dihidangkan makan siang, tapi ummi memang selalu menyuruh makan walau kita sudah makan, minimal makan lauknya saja atau menemani beliau di meja makan. Aktifitas sebelum pelajaran tahsin dimulai. Ini sangat menyenangkan. Segala puji bagiMu ya Allah..

Teman-teman peserta tahsin lain mana? Ngga ada, hehe.. Soalnya menurut ummi saya sudah tertinggal dan supaya fokus dengan tahapan saya, sedangkan tidak ada jadwal lain selain hari Jum'at, what a day! ^^ Oh, ada satu teman tahsin, ya, hanya kami berdua pesertanya, namanya Oki, seorang mahasiswi UI yang hadir tahsin sepulang kuliah, langsung dari kampus. Lalu tahsin akan selesai pada pukul 4, karena di pukul 3 lewat, laki-laki kecil ummi akan sampai rumah sepulang sekolah dengan tanda teriakan seturunnya dari mobil, "Ummiiii...." dan itu akan cukup membuat konsentrasi ummi terbagi. Perjalanan pulang pun akan sangat saya nikmati, senikmat saya melakukannya saat berangkat.. :) dan teman satu-satunya di pelajaran tahsin itu mendoakan ketika tahu saya harus menempuh waktu 2 jam untuk sampai tujuan, "InsyaaLLah akan Allah ganti dengan pahala yang banyak, mbak.." Aaamiin..

Nah, itulah satu aktifitas hari jumat saya yang menyenangkan, baik di perjalanannya, apalagi proses belajarnya. JazakiLlahu khaira jaza, ummu Syafiq.


----


Selamat berakhir pekan,
@dianmartiandani

Senin, 12 Desember 2011

Stop Merokok, yuk!

Saya berusaha memahami betapaaa susahnya berhenti merokok itu. Sebagiannya ingin berhenti tapi susah karena efek yang dirasakan saat berusaha berhenti itu, mulut ngga enak, risik, bahkan stres! Sebagian lagi memang ngga ingin berhenti karna merasakan efek "positif" dari merokok, katanya memberikan ketenangan, inspirasi mudah datang saat merokok, dan lain-lain yang menurut saya pribadi itu sekedar sugesti, karena secara logika 200 zat racun yang terkandung di dalamnya tidak mungkin memberikan efek positif selain perasaan nyaman yang semu. Correct me if i'm wrong.

Saya mempunyai dua saudara yang merokok, dan seorang ayah yang merokok dengan sangat aktif. Dengan sedih dan lebih sering 'mengalah' untuk tidak banyak memarahi mereka, sekedar menyarankan beberapa hal yang bisa membuat mereka berhenti, tapi, yah, begitulah.. Satu kesepakatan, kalau mau merokok silahkan merokok dipojokan sendirian, isap racunnya sendirian, jangan biarkan asapnya dengan mudah dihirup oleh saya atau ibu, atau siapapun deh..

Jadi, hari ini saya mencoba ikutan kompetisi desain kampanye anti rokok yang diadakan oleh Komunitas Anti Rokok Indonesia (KARI). Meski hasil melirik mbah google untuk memancing inspirasi sebelum memulai desain, tapi saya tidak terlalu kecewa dengan hasilnya, walau belum terlalu puas juga. Ketahuan amatirnya.. ~_~

Ini dia desain (poster) yang saya ikut sertakan,

Poster kampanye anti-rokok
Semoga meski nanti desain ini tidak menang, saya tetap berharap desain ini bisa tersebar, terbaca, dan mengetuk semangat teman-teman perokok untuk berusaha berhenti, berhenti meracuni diri, berhenti meracuni anak-anak di sekitar kita, saya hanya bisa memberi semangat dari hati yang paling dalam, sungguh...

Salam hangat dunia,
@dianmartiandani


Minggu, 11 Desember 2011

Cinta itu, harus SABAR.

Allah menciptakan manusia dengan perbedaan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Kita tahu kedua jenis ini memiliki perbedaan karakter yang amat sangat mendasar, yg sangat berbeda. Walau kita mungkin tidak menyadari perbedaan itu karena kita fokus dengan diri sendiri atau kita memang mengabaikan perbedaan-perbedaan itu dan asyik begitu saja bergaul dengan teman laki-laki, saudara laki-laku, ayah, suami, dan lain-lain. Asyik dalam artian tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut. Padahal tanpa sadar, kita sering mengeluhkannya juga.
"Hiih, cowok tuh ya, ngga bisa apa ngerti perasaan perempuan, cuek banget sihh..." 
Padahal bagi laki-laki mungkin kita sebagai wanita ngga sadar, bahwa itu bukan cuek, tapi dalam pola pikir laki-laki mereka hanyalah mengambil sikap solutif, kitalah yang menangkapnya berbeda, "Ya sudah, gimana kalo kita bla bla bla, daripada kepikiran terus sama bla bla bla.. ngga nyelesain masalah.." Kurang lebih begitu lah ya.. :)

Lalu, dari judul di atas, saya bukannya ingin membahas soal percintaan terhadap makhluk bernama lelaki. Tapi lebih kepada secara umum. Tidak hanya cinta seorang istri terhadap suami, atau sebaliknya. Tapi juga seorang sahabat terhadap sahabatnya, seorang ibu kepada anaknya, seorang anak kepada orang tuanya, seorang kakak terhadap adiknya, dan lain-lain.

Manusia memang diberi Sang Pencipta dengan perangkat dalam diri yang disebut dengan hawa nafsu, suatu dorongan atau kehendak diri (jiwa, seseorang), yang dengan perangkat itu, hubungan percintaan antar manusia memerlukan perjuangan, usaha khusus untuk mempertahankan cinta agar tumbuh berkembang menjadi satu kekuatan, sebagai bekal semangat hidup manusia. Begitulah yang saya tangkap dari penjelasan pak Anis matta, seorang politisi yang romantis lewat tulisan-tulisannya tentang cinta.

(taken from google randomly)

Setiap manusia memiliki sisi egoisme, tapi yang membedakan adalah kadar dan satu perjuangan yang dilakukan untuk mengendalikan rasa egois yang ada.Sangat-sangat perlu kesadaran bahwa rasa egois adalah keniscayaan, dan saat itulah kata cinta membutuhkan perjuangan, saat itulah kalimat aku mencintaimu membutuhkan perjuangan. Butuh pembuktian. Sekali lagi, bukan hanya untuk seorang wanita kepada seorang pria, seorang istri kepada suami atau sebaliknya, tapi untuk seluruh manusia kepada manusia lain, dalam bentuk sahabat, anak, orang tua, saudara, dan lain lain.

Tak memungkiri, kita melakukan satu hal karna satu alasan, dan pada umumnya kita melakukan satu hal yang bagi kita menyenangkan karena kita mencintai hal tersebut, termasuk kita melakukannya ditujukan pada siapa. Lalu timbul dalam benak saya, menyadari bahwa dengan egoistik yang saya miliki, dan juga dimiliki oleh yang lain, maka kalau cinta, ya harus SABAR. Dengan kesabaran itu lah kita mampu mengendalikan rasa egois, dan lebih menampilkan perjuangan daripada rasa egois saat kita menyatakan cinta pada manusia lainnya. Saya percaya, meski cinta, akan hancur tanpa ada rasa sabar. Mendahulukan kewajiban, lalu tuntut hak dengan komunikasi yang baik. Sebelum kita menyesali situasi saat orang yang kita cintai "menjauh" karena kita lebih memilih ego daripada satu hubungan yang dibangun karena cinta.

Salam hangat dunia maya,
@dianmartiandani



Note :
Tulisan ini awalnya tulisan update biasa, sampai ada saran dari sis Yunda hamasah, seorang dokter yang aktif ngeblog, untuk mengikut sertakan tulisan ini di sebuah acara 5th anniversary Giveaway : Ce-I-En-Te-A pernikahan seorang blogger bernama mbak Anies :) Smg langgeng dan barokah ya mba, aaamiin ya Rabb..
Maka, tulisan ini saya edit sedikit di bagian judul. Semoga bermanfaat.. aaamiin :) makasih sis Yunda..

Selasa, 06 Desember 2011

Kebiasaan Baru

Sudah pernah baca ungkapan, apa yang jadi kebiasaan kita akan membentuk karakter? Pada umumnya paham ungkapan ini walau belum pernah baca. Karna hal itu menyangkut diri sendiri, kita sedang mempelajari diri. Yang saya pahami, kebiasaan adalah sikap-sikap yang kita lakukan dengan perasaan tanpa beban, mengalir, dan tidak ada unsur paksaan dari pihak luar. Dengan demikian, kebiasaan tidak bisa dipura-purakan, artinya kebiasaan adalah sikap-sikap asli dari seseorang yang akhirnya membentuk sebuah karakter.

Naah, sebenarnya agak ga nyambung prolog di atas sama apa yang mau saya share hehehe.. Setelah 2 bulan ngga update blog, akhirnya mulai coret-coret lagi di mari. Tapi walau agak ngga nyambung, saya paksa nyambung aja yaa.. Jadi ceritanya saya punya kebiasaan baru : Review menu restoran atau warung atau apapun sebutannya yang berhubungan dengan kuliner. Sebenarnya ya tidak istimewa, bagi sebagian orang, hal ini ngga penting, bagi sebagian lagi mungkin ini hal yang saaaaangat menyenangkan, mungkin ini lah yang disebut kebiasaan. Kebiasaan kan bukan hal yang dimiliki oleh kenegatifan aja, tapi juga hal positif. Tapi bukan berarti saya ingin mengkategorikan kebiasaan ini sebagai hal yang positif, setidaknya saya tidak merasakan ada yang negatif dari kesukaan saya yang baru ini. Just correct me if i'm wrong, ya..

Beberapa pekan lalu saya iseng browsing tentang kuliner-kuliner yang biasanya jadi tempat kumpul bersama teman atau keluarga, and yes, saya suka wisata kuliner! -- menyesuaikan kantong dan dompet tentunya. Nah, hasil browsing itu saya menemukan beberapa blog yang rekomendid buat teman-teman yang suka wisata kuliner, lalu akhirnya saya nemu satu web yang isinya selain ratusan rekomendasi restoran atau warung, juga terdapat ribuan review dari berbagai pengunjung. Menurut saya menarik banget nih, karena tiap restoran akan di review oleh pengunjung-pengunjung mereka dengan berbagai macam gaya, foto-foto menu yang ciamik, keluhan atau pujian, yang membuat kita bisa lebih banyak pilihan. Nama web itu http://id.openrice.com dan kalo lagi iseng silahkan intip review saya di ID : dianeka



Sejak mengenal web itu, akhirnya kebiasaan baru saya muncul, hehe.. review kuliner!

"Lha terus hubungannya sama karakter dengan kebiasaan review kuliner apa?" Au ah.. kan udah dibilang, prolognya agak ngga nyambung... hihi.. *disambit*

Salam hangat dunia maya..