Terkadang, saat kita begitu sangat mencintai seseorang, saat itu juga kita akan merasakan satu rasa : takut kehilangan. Saya begitu. Entah yang lainnya. Penjabaran rasa “takut kehilangan” ini pun menjadi banyak definisi, saat terjadi dialog dengan seorang teman.
Kenapa saya katakan egois, ya karena orang yang kita cintai itu bukanlah milik kita, bukanlah milik siapapun, jiwa dan hatinya. Tak ada hak kita memiliki tanpa batas. Saya pernah mengatakan ini pada orang-orang yang saya cintai,
Abdullah bin Masud ra., ia berkata: “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah saw. menjawab: Seorang akan bersama orang yang dicintai.” (HR Muslim)
Mungkin akan ada beberapa teman yang mengatakan, “nggak sanggup..” Kunci dari setiap apa yang merasa kita miliki, kemudian terenggut dan hilang begitu saja dari “tangan” kita, adalah : IKHLAS. Bagaimanapun tak akan ada yang bisa memaksakan kehendak Yang Maha Berkendak. Ikhtiar terbaik adalah mendoakannya dengan sebaik-baik doa. Seegois apapun kita. Sesakit apapun hati kita.
Berat memang. Sulit memang. Tapi BISA. InsyaAllah.
___
Saya tulis ini disaat saya merasa takut kehilangan seseorang yang sangat saya cintai, sekaligus disaat saya merasa telah kehilangan salah seorang yang saya cintai pula. Menasehati diri.
Jakarta, 28082010/18091431 (01.21 am)
Kenapa harus sedih, jika ia meninggal, mungkin bisa ketemu di syurgaBagi saya, lebih kepada egois saat kita takut kehilangan seorang kita cintai, dan itu bukan dosa. Sebuah kewajaran yang bersifat manusiawi. Memang piranti yang Allah instal dalam diri manusia, bersama sifat-sifat lainnya.
Kenapa saya katakan egois, ya karena orang yang kita cintai itu bukanlah milik kita, bukanlah milik siapapun, jiwa dan hatinya. Tak ada hak kita memiliki tanpa batas. Saya pernah mengatakan ini pada orang-orang yang saya cintai,
Jauh lebih menyakitkan saat merasa kehilangan rasa cinta, rindu, perhatian, cemburu, dari seseorang yang kita cintai, daripada kehilangan karena kematian (atau terpisah jarak). Jika kehilangan semua rasa itu, jasadnya ada tapi “tiada”, sedang kehilangan karena kematian, cintanya tetaplah ada. Karena kata baginda nabi shalallahu alaihi wasallam, “seseorang akan bersama yg dicintai.” (HR Muslim)Keseluruhan dari orang yang kita cintai adalah milik Sang Pencipta, dan melalui kekasihNya, dalam sabdanya, telah dijanjikan, bahwa kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Jadi cukupkan diri dengan janji tuhan, jika kita yakin bahwa cinta tak akan hadir tanpa kehendakNya, dan tak akan hilang tanpa kehendakNya pula.
Abdullah bin Masud ra., ia berkata: “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah saw. menjawab: Seorang akan bersama orang yang dicintai.” (HR Muslim)
Mungkin akan ada beberapa teman yang mengatakan, “nggak sanggup..” Kunci dari setiap apa yang merasa kita miliki, kemudian terenggut dan hilang begitu saja dari “tangan” kita, adalah : IKHLAS. Bagaimanapun tak akan ada yang bisa memaksakan kehendak Yang Maha Berkendak. Ikhtiar terbaik adalah mendoakannya dengan sebaik-baik doa. Seegois apapun kita. Sesakit apapun hati kita.
Berat memang. Sulit memang. Tapi BISA. InsyaAllah.
___
Saya tulis ini disaat saya merasa takut kehilangan seseorang yang sangat saya cintai, sekaligus disaat saya merasa telah kehilangan salah seorang yang saya cintai pula. Menasehati diri.
Jakarta, 28082010/18091431 (01.21 am)
2 komentar:
hem...yg ini kerenn banget mbak
^^ makasih mas.. smg manfaat bwt yg mmbacanya, terutama bwt yg sok-sokan nulis ni tulisan hhe.. :p aamin..
Posting Komentar