Kamis, 21 April 2011

Kartini Seorang Muslimah

Selamat ulang tahun bunda, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, dan menerima segala kebaikan dan perjuanganmu sebagai seorang muslimah. Aamiin..

Hari ini tanggal 21 April 2011, 132 tahun yang lalu seorang bayi cantik lahir ke dunia di sebuah kota di Jawa Tengah, Jepara nama kotanya. Dia lah bayi yang kelak menjadi sesosok wanita jawa yang sederhana, elegan, anggun, cerdas, dan memiliki semangat yang tinggi untuk berilmu. Raden Adjeng Kartini. Ia wanita sederhana, bersih hati, keturunan ningrat sekaligus keturunan tokoh agama dari sang bunda, dan berjiwa pemimpin. Garis keturunan yang nyaris sempurna ini tak membuatnya sombong dan menjadi tak peduli akan sekitarnya. Kebersihan hatinya lah yang membuatnya berontak akan ketidakadilan yang terjadi di depan matanya.

RA Kartini, sejak di usia remaja menjadi sosok yang pemikir, penuang ide dengan berani. Lalu lingkungan ibu beliau yang dari seorang kiyai, secara langsung membentuknya sebagai sosok muslimah moderat yang cerdas dan berbudi luhur. Ia bukanlah pemberontak agama, justru ia cerdas mempertanyakan ketidakadilan yang terjadi pada wanita-wanita jawa atas ilmu, pembelajaran, dan pengetahuan akan lingkungan sekitarnya. Sedih akan pelarangan wanita-wanita jawa 'jelata' untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ia tuturkan cita-citanya untuk menjadi Guru, namun harus pupus karena beliau telah dinikahkan.

Beliau sungguh wanita pecinta ilmu dan rindu untuk membagikannya pada sesama kaumnya. Suatu ketika mendapat pengalaman buruk saat mengaji Al Qur'an di usia remaja. Karena kekangan Belanda, Al Qur'an dilarang untuk diterjemahkan, saat itulah beliau mempertanyakan pada guru ngajinya arti dari sebuah ayat yang dibacakan dan kemarahan yang diterimanya. Pada seorang ulama besar dari Semarang yang sedang mengisi pengajian keluarga di rumahnya lah beliau mencurahkan perasaannya, dan menunjukkan kecintaannya pada ilmu, khususnya ilmu agama Islam. Ulama tersebut, Kiyai Muhammad Shalih ibn Umar as Samarani. Bunda Kartini berguru langsung dan kepada Kiyai Shalih, ia memohon menerjemahkan Al Qur'an kedalam bahasa Jawa, demi keterangan ilmu agar lebih dipahami. Kemudian terjemahan Al Qur'an tersebut menjadi hadiah pernikahan bunda Kartini dengan Adipati Rembang (1903) dari sang guru, kiyai Shalih.

Door Duisternis Toot Licht...


Inilah kalimat yang sering beliau tulis berkali-kali dalam suratnya kepada sahabatnya Mrs. Abandenon. Ia begitu terinspirasi dari terjemahan Al Qur'an yang beliau dapat selama berguru pada Kiyai Shalih. Ia begitu berharap akan rahmat Allah agar terus membenderanginya. Ia curahkan mimpinya dalam suratnya kepada Ny.Van Kol, 21 Juli, 1902, yaitu: “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.”


Kalimat yang begitu bermakna bagi beliau itu dalam bahasa Indonesia sudah sangat menyejarah, yakni : "Habis gelap terbitlah terang.." Yang didalam Al Qur'an, ada pada ayat 257 di Surah Al Baqarah : "...Minazhzhulumaati ilannuur.." Terbukti, bahwa beliau seorang muslimah yang begitu mencintai ilmu agama Islam. Allah Maha Berkehendak, setiap taqdir ada hikmah disebaliknya, setelah kiyai Shalih wafat, beliau belum rampung mempelajari Al Qur'an dalam bahasa Jawa, dan dengan kisah hidupnya berkeluarga dengan adipati Rembang yang singkat (1903 - 1904), kemudian beliau wafat 4 hari setelah melahirkan puteranya yang pertama dan terakhir (R.M Soesalit), di usia 25 tahun.


_______

Semoga muslimah tak pantang menyerah untuk terus mempelajari jutaan ilmu yang terserak di sekitar kita lalu mencintainya dengan segenap jiwa, di sebuah madrasah kehidupan... hmmm :) Aamiin..

Salam hangat untuk seluruh muslimah Indonesia,
@dianmartiandani

12 komentar:

zasachi mengatakan...

Ada banyak hal yg bisa kita (para wanita) pelajari dr perjalanan hidup sorg kartini. Dan karena kamu wanita, aku ucapin selamat hr kartini :)


salam kenal )

Waroenk Bersama mengatakan...

mbak sayamau ikut lomba blog

yg ada di ISBA

Dian Eka mengatakan...

@zasachi. Makasih sist ucapannya, komennya, dan silaturrahimnya.. ;D

@setiawan_brothers. Iya bagus bagus.. eh tapi kok curhatnya ke saya hehe..

Ninda Rahadi mengatakan...

saya baru tahu ini mbak soal sisi cerita ini... iya, jangan lelah menimba ilmu...^^

TS Frima mengatakan...

salam kenal Mbak dian.
tulisannya menarik nih, jarang yang membahas Kartini dari pendekatan ini :)

saya follow blog nya ya ^^

Nova Miladyarti mengatakan...

mbak, bagus tulisannya. keren keren.suka suka:)

oia, untuk situs resminya aku kurang tau mbak, coba mbak cari di google aja, banyak kok mbak di google

Dian Eka mengatakan...

@NINDAAA. Alhamdulillah smg manfaat, soalnya refrensinya jg masih sedikit itu..

@Ra-kun lari-laRIAN. Salam kenal yaa, makasiih bgt sdh berkunjung.. coret2 sederhana yg ingin mengenalkan Kartini sbg muslimah.

@Nova. ^^ masih perlu refrensi lebih itu.. :'D Ehiya, jazakillah :) *cups*

Waroenk Bersama mengatakan...

Mbak saya mau tanya ajja kya mna dftar nya

udh saya folllow mbak, follow back ya ke blog saya

www.jimmyjs7.blogspot.com

Anonim mengatakan...

Hmmmm, mungkin krna ayat ini dia di racun oleh dokter belanda tsbut.. Surat2 sebelumnya menjadi sorotan untuk menjual cerita d eropa dan belanda, hasil dari itu ya dana buat politik etis..tp ayat Qur'an yg di gunakan itu jadi pemikiran bagi musuh2 islam yg datang menjelma jadi belanda padhl yaah, tau sendiri.. karena kartini begitu terkenal tanpa ia tahu, sudah menjadi ikon kebebasa bablas propagandan wanita di eropa yg di rakit2 or di tambah2. karena uda terkenal tp stay with QUr'An then, 1904 over..agar pengaruh Qur'an tidak menyebar karena beliau dah jadi ikon..wokeh2...kita kaji lg..

Dian Eka mengatakan...

Nice komen gaaaaan! :D Syukron tambahannya.. *siapa yaa anda* *pura-pura gak tahu* :D

Kemungkinannya, beliau dimanfaatkan musuh2 Islam utk membablaskan pemikiran beliau ttg gender, tanpa beliau sendiri sadari, apalagi beliau belum lah sempet tuntas belajar ngaji pd kiyai Shalih.

Allahu a'lam :)

Yugo mengatakan...

Nice Info mba Dian :D

Yang sy tahu Kyai Shalih a.k.a Kyai Sholeh Darat juga guru ngaji K.H Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) & K.H Hasyim Asy'ari (pendiri NU). jadi bunda Kartini bs dibilang sbagai pendahulu dari kedua organisasi tsb, alias senior mereka hehe

semoga beliau beroleh pahala tiada putus dari Allah dan penghargaan tinggi dari para mukmin sejati karena perannya dalam penterjemahan Al-Qur'an pertama kali dalam boso jowo :)

buat yg mau liat surat-surat korespondensi Kartini bs cek ke: http://salim-a-fillah.blog.friendster.com/2011/04/kartini-kerinduan-pada-cahaya-di-tengah-gulita/

Dian Eka mengatakan...

@Yugo. Ah! tengkiu veri mach yah link nya :D Makasih tambahan infonya mas yugo... :)